Model Pengelolaan Bina Keluarga Lansia (BKL) Di Provinsi Jawa Timur
DOI:
https://doi.org/10.32781/cakrawala.v8i1.205Abstract
Secara ekonomi penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban daripada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipresepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Penduduk lanjut usia di Indonesia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola pengelolaan keberhasilan BKL dan model pengembangan dengan menggunakan analisis diskriptif, adapun hasilnya BKL di Jawa Timur dapat berjalan bila diintegrasikan dengan Karang Werda dan program posyandu lansia yang sudah dikenal dimasyarakat. Diupayakan pengintegrasian kerjasama mulai perencanaan, pelaksanaan, pemantauan hingga evaluasi secara kesinambungan.
References
BKKBN. 2009. Pengembangan Bina Keluarga Lansia (BKL) Buku Pegangan Kader tentang Pembinaan Keluarga lansia. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN Bekerjasama Dengan United National Population Fund Pusat Penelitian kependudukan dan Pembangunan Lembaga Penelitian Unair.
BKKBN. 2009. Pedoman Pengelolaan Bina Keluarga Lansia (BKL). Jakarta: Direktorat Pengembangan Ketahanan Keluarga Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN. 2012. Bahan Ajar TOT Bina Keluarga Lansia (BKL). Jakarta: Direktorat Balita, Anak, dan lansia Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional.