PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGUATAN HULU PADA KLASTER INDUSTRI RUMPUT LAUT
DOI:
https://doi.org/10.32781/cakrawala.v13i1.292Abstract
Salah satu upaya untuk mempercepat proses dan memenuhi permintaan pasar akan rumput laut kelas I ini perlu sentuhan teknologi yang spesifik untuk industri budidaya dan penanggulangan penyakit rumput laut untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas rumput laut sebagai salah satu produk unggulan Madura. Berdasarkan prospeknya, telah banyak pengusaha tertarik akan keunggulan rumput laut Madura. Di dalam even-even pameran, para peminat mulai banyak berdatangan/berkunjung ke kelompok ini untuk melihat secara langsung dan mempromosikan serta berkeinginan menanamkan modal. Tujuan dari kegiatan ini [WU1] adalah mengidentifikasi permasalahan produksi rumput laut di Jawa Timur, pengembangan penerapan teknologi budidaya rumput laut pada kelompok tani di Jawa Timur, peningkatan produksi rumput laut yang berkualitas. Ketersediaan produksi rumput laut seringkali terhambat, hal ini disebabkan pada bulan-bulan tertentu pertumbuhannya lambat dan mengalami gagal panen akibat infeksi penyakit ice-ice. [WU2] Walaupun telah menguasai teknologi budidaya dengan baik dan menggunakan bibit rumput laut berkualitas, akan tetapi kemampuan produksi masih rendah. Metode perendaman kalium permanganat (KMNO4) dengan konsentrasi 200 ppm dan larutan probiotik dengan konsentrasi 500 ppm, dapat meningkatkan laju pertumbuhan harian rumput laut hingga 3,27%. Laju pertumbuhan harian yang tinggi memberikan dampak terhadap biomass yang dihasilkan saat panen[WU3] . Strategi produksi bibit berkualitas agar lebih efektif adalah dengan menguatkan kelompok tani untuk membuat kebun bibit rumput laut sebagai stok bibit untuk semua anggota dengan menggunakan metode perendaman kalium permanganat (KMNO4) dan larutan probiotik.
Â
Kata Kunci: Budidaya, Rumput laut, KMNO4, Probiotik, Pertumbuhan
Â
References
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Profile Rumput Laut Indonesia. Draft. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta. 111 hal.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.
Gomez, I., Figueroa, F.L., Huovinen, P., Ulloa, N., and Morales, V. 2005. Photosynthesis of The Red Alga Garcilaria chilensis Under Natural Solar Radiation in an Estuary in Southern Chile. Aquaculture 244 (2005) 369-382.
Juanda, B. 2003. Metode Statistika. Jurusan Statistika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. 108 hal.
Khan, S.I., and Satam, S.B. 2003. Seaweed Mariculture. Scope and Potential in India. Aquaculture Asia. Vol. VIII No. 4. pp. 26-29.
Lundsor, E. 2002. Eucheuma Farming in Zanzibar. Thesis for candidata scientiarum in marine biology. University of Bergen. 62 pp.
Ma’ruf, W.F. 2002. Prospek Pengembangan Industri Rumput Laut. Forum Rumput Laut. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Hal. 17-31.
Minkema, D. 1993. Dasar Genetika Dalam Pembudidayaan Ternak. Penerbit Bhratara. Jakarta. 203 hal.
Munoz, J., Pelegrin, Y.F., and Robledo, D. 2004. Mariculture of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) Color Strains in Tropical Waters of Yucatan, Mexico. Aquaculture 239 (2004) 161-177.
Neori, A., Chopin, T., Troell, M., Buschmann, A.H., Kraemer, G.P., Halling, C., Shpigel, M., and Yarish, C. 2004. Integrated Aquaculture: Rationale and State of The Art Emphasizing Seaweed Biofiltration in Modern Mariculture. Aquaculture 231 (2004) 361-391.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Kanisius. Yogyakarta.
Parenrengi, A., Suryati, E., Syah, R. 2007. Penyediaan Benih dalam Menunjang Kebun Bibit dan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Makalah Simposium Nasional Riset Kelautan dan Perikanan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 12 hal.
PPLH(Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup). 2004. Pertanian Ekologis. Jakarta. Hal. 4-5.
Prajapati, S. 2007. Carrageenan: A Naturally Occurring Routinely Used Excipient. Source: H. Porse, CP Kelco. ApS, 2002, pers.comm
Ricohermoso, M.A., Bueno, P.B., Sulit, V.T. 2007. Maximizing Opportunities in Seaweeds Farming. MCPI/NACA/SEAFDEC. 8 pp.
Shiozaki, T., Furuya, K., Kodama, T., and Takeda, S. 2009. Contribution of Fixation to New Production in The Western Pacific Ocean Along 155oE. Marine Ecology Progress Series. Vol. 377: 19-32.
Simanjuntak, M. 2006. Kadar Fosfat, Nitrat dan Silikat Kaitannya dengan Kesuburan Perairan Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kimia dan Kongres Nasional Himpunan Kimia Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 22 Februari 2006. Jakarta. 11 hal.
Sirohi, G.S. et.al. 2001. Organic and Biodynamic Farming. Government of India. Planning Commission. 25 pp.
Sudjiharno dan Aji, N. 1999. Budidaya Rumput Laut Di Indonesia. Prosiding. Seminar Dan Pameran Budidaya Laut Dalam Menunjang Protekan 2003. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Hal. 164-175.
Sulistyowati, H. 2003. Struktur Komunitas Seaweed (Rumput Laut) Di Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo. Juranl Ilmu Dasar. Vol. 4. No. 1, hal. 58-61.
Syamsuar. 2006. Karakteristik Karaginan Rumput Laut Eucheuma cottonii Pada Berbagai Umur Panen, Konsentrasi KOH dan Lama Ekstraksi. Tesis. SPS IPB. Bogor. 120 hal.
Villanueva, R.D., Montano, M.N.E., and Romero, J.B. 2009. Iota-Carrageenan from a Newly Farmed, Rare Variety of Eucheumoid Seaweed-“Endongâ€. J appl Phycol (2009) 21: 27-30.
Wang, X., Cui, Z., Guo, Q., Han, X., and Wang, J. 2009. Distribution of Nutrients and Eutrophication Assessment in The Bohai Sea of China. Chinese Journal of Oceanology and Limnology. Vol.27 No. 1, pp. 177-183. 18 hal.