MERANTAU SEBAGAI BUDAYA (EKSPLORASI SISTEM SOSIAL MASYARAKAT PULAU BAWEAN)

Muhammad Ihwanus Sholik(1*), Fahrur Rosyid(2), Khusnul Mufa'idah(3), Tri Agustina(4), Ulfiona Rizki Ashari(5),

(1) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
(2) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
(3) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
(4) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
(5) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
(*) Corresponding Author

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis faktor yang mendorong dan menarik masyarakat Bawean untuk merantau; dampak positif dan negatif merantau; serta sistem sosial budaya merantau yang ada pada masyarakat Bawean. Penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu teori struktural fungsional, konsep kebudayaan dan konsep migrasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi dan situs penelitian berada di Kecamantan Sangkapura dan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif Cresswell. Hasil penelitian ini adalah terdapat dua faktor pendorong yaitu faktor lingkungan dan kondisi ekonomi masyarakat. Selain itu terdapat faktor penarik yang terdiri dari tersedianya pekerjaan yang lebih memadai dan terdapatnya perkampungan Suku Bawean di tempat tujuan. Dampak positif dari kegiatan merantau ini adalah peningkatan ekonomi keluarga dan perpaduan budaya baru, sedangkan dampak negatifnya adalah masih belum terdatanya jumlah perantau, tumbuh kembang anak tidak terkontrol, keharmonisan keluarga yang menurun, dan perubahan gaya hidup. Sistem sosial yang dimiliki sehingga membuat budaya merantau tetap bertahan hingga saat ini adalah karena kemampuan beradaptasi dengan perubahan, kemudian ditunjang dengan tujuan yang kuat yakni membangun ekonomi keluarga. Selain itu, budaya merantau ini tetap bertahan karena sudah terintegrasinya sistem dan terbentuknya perkampungan Boyan di tempat perantauan. Rekomendasi yang dapat peneliti tawarkan yaitu pembuatan sistem yang terintegrasi terkait pencatatan dan pendataan masyarakat Bawean yang merantau serta pengembangan pembangunan pariwisata di Pulau Bawean dengan memperhatikan aspek lokal dan melibatkan peran serta masyarakat lokal.

Full Text:

PDF

References


Akuntan Online. 26 Januari 2015. Tingkat Urbanisasi di Indonesia Paling Tinggi. Diakses melalui http://akuntanonline.com/ showdetail.php?mod=art&id=1314&t=T ingkat%20Urbanisasi%20di%20Indonesi a % 2 0 P a l i n g % 2 0 T i n g g i & k a t = U m u m pada 20 Oktober 2015

Amrin, Tatang. 1996. Pokok-pokok Teori Sistem.

Jakarta : Rajawali Persada.

Arafah, Burhanuddin. 2013. Warisan Budaya, Pelestarian Dan Pemanfaatannya. [Skripsi]. F a k u l t a s I l m u B u d a y a U n i v e r s i t a s Hasanudin: Makassar

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian.

Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.

BaweanNews. 15 Februari 2015. Bawean dikenal dengan budaya “merantau”nya, sejak sekitar 150 tahun yang lalu. Diakses melalui

Cresswell, John W. 2012. Research Desain (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dewantara, Anugerah. 2004. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita. Skripsi Mahasiswa S-1 Tidak Dipublikasikan.




DOI: https://doi.org/10.32781/cakrawala.v10i2.39

Article Metrics

Abstract view : 2962 times
PDF - 5549 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 CAKRAWALA



Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan Abstracted/Indexed by:

 

Creative Commons License

Copyright @ 2006, Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur